Minggu, 06 Maret 2011

Pengalaman Saya Kuliah di Gunadarma

     Menurut pandangan setiap orang mungkin pergurun tinggi yang memiliki masa depan yang cerah adalah perguruan tinggi negeri(PTN) seperti UI,ITB,STAN, UGM, dll. Namun setiap perguruan tinggi pun mempunyai kelebihan dan kekurangan di masing-masing jurusannya. Universitas Gunadarma yaitu universitas yang saya pilih setelah tidak lolos seleksi PTN, memiliki keunggulan di bidang Teknologi Informasi. Meskipun begitu saya merasa tidak salah untuk memilih karena sampai saat ini saya kuliah di kampus ini memiliki banyak pengalaman yang tidak bisa untuk dilupakan terutama dalam mengerjakan tugas laporan praktikum yang selalu ada lebih dari satu laporan disetiap minggunya. Hal tersebut ditujukan untuk melatih para mahasiswa untuk lebih mahir dan paham tentang praktik yang dilakukan.

     Pada mulanya saya masuk Universitas Gunadarma melalui jalur beasiswa, karena pada saat Gunadarma mengadakan Try Out UN SMA saya mendapat nilai yang cukup baik sehingga saya diundang untuk calon mahasiswa baru. Pada awalnya undangan ini saya abaikan karena saya fokus untuk PTN terlebih dahulu. Namun setelah tidak dapat lolos satupun seleksi PTN. Saya mengunjungi tempat pendaftaran Gunadarma di Jl.Margonda. Alhasil beasiswa tersebut masih bisa saya ambil dan saya memilih jurusan Teknik Informatika.

     Setelah saya mendaftar dan mengurus biaya administrasi, sebelum menjalankan pendidikan di kampus ini saya harus mengikuti PPSPPT yaitu Program Pengenalan Sistem Pendidikan Perguruan Tinggi terlebih dahulu yang tidak lain sejenis dengan OSPEK. Pada saat PPSPPT rambut saya harus dipotong cepak sepanjang 1cm. Bagi calon mahasiswa yang datang dengan rambut yang masih gondrong maka dicukur pitak asal-asalan hingga kulit kepala terlihat oleh kakak senior. Namun setelah OSPEK dilakukan, di Gunadarma sangatlah menjunjung tinggi sifat kekeluargaan dan meniadakan senioritas di kalangan mahasiswa.

     Hari pertama masuk kuliah saya merasa tanpa beban, meskipun jarak dari rumah saya menuju kampus hingga puluhan kilometer, namun saya hadapi dengan senyuman. Saya mendapatkan banyak teman baru dan saling bertukar pengalaman dan pengetahuan. Ternyata kehidupan di kampus tidak seindividualis seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Dengan bergaul tanpa pilih teman akan menguntungkan kita disaat kita membutuhkan pertolongan.

     Setelah beberapa lama saya kuliah di Gunadarma saya merasakan perbedaan atara sekolah dan kuliah baik dari segi cara belajarnya maupun pengajarnya. Sekilas kuliah lebih mudah dari sekolah, akan tetapi setelah menjalani praktikum-praktikum maka pernyataan yang diatas itu tidak selalu benar. Karena sebelum dan sesudah praktikum pasti selalu ada laporan praktikumnya.

     Mengerjakan tugas dan laporan hingga larut malam sudah menjadi hal yang biasa unuk mahasiswa. Terlebih lagi pada semester 2 ini jadwal kuliah saya sangatlah padat. Senin sampai sabtu saya harus datang ke kampus untuk kuliah dan praktikum. Terlebih lagi pada hari jum’at saya masuk kuliah jam 7.30 pagi dan pulang jam 7.30 malam. Hal tersebut yang memaksakan saya untuk ngekos di daerah sekitar kampus. Namun perjalana saya untuk menuju masa depan masih sangatlah panjang. Dan saya akan selalu menjadi api yang akan terus berkobar untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.