Sabtu, 10 Desember 2011

Musik Digital



     Sedikit menengok kebelakang akan sejarah musik digital yang tak lepas dari perkembangan industri musik konvensional. Seiring berjalannya waktu serta perkembangan teknologi, industri musik dunia juga mengalami banyak perubahan yang ditandai dengan pergantian produk, tren dan media penunjang. Kita runut mulai dari produk ponograf, vinil, kaset, CD, hingga produk-produk digital semisal MP3, WAV, WMA dll.


      Untuk itu kita perlu mengetahui apa itu musik digital. Musik Digital adalah reproduksi suara dari sinyal digital yang telah dirobah keasalnya menjadi sinyal analog, perekaman suara digital dengan cara pengkodean angka biner hasil dari perobahan sinyal suara analog dengan bantuan frekwensi sampling. Bentuk penyimpanan sinyal digital dalam media berbasis teknologi komputer. Format digital dapat menyimpan data dalam jumlah besar, jangka panjang dan berjaringan luas.

      Musik Digital pada dasarnya adalah berupa harmonisasi bunyi yang dibuat melalui perekaman dari alat-alat musik analog (konvensional) atau alat-alat musik digital (yang dibuat dengan bantuan komputer) yang disimpan dan diproses dengan media berbasis tehnologi komputer. Format digital ini dapat menyimpan data dalam jumlah besar, jangka panjang dan berjaringan luas. Musik Digital ini sendiri mengalami perkembangan dari masa ke masa yang dimulai dengan piringan hitam sampai kepada CD ataupun MP3 file. Saat ini Musik Digital itu sendiri telah berkembang sedemikian rupa sampai kepada hanya berupa suatu file (musik) yang dapat diperdengarkan dalam format MIDI ataupun menggunakan IPod.



Musik Digital sebagai Inovasi Baru
     Inovasi baru di bidang musik adalah Musik Digital, dengan format MP3, OOG, atau WAV Musik Digital mulai mengeluarkan gaungnya. Banyaknya pemutar Musik Digital yang mendukung format ini membuat era baru Musik Digital. Misalnya kalau sebelumnya, musik di-ripped- istilah untuk ekstraksi audio digital – dan terperangkap di PC dan Mac dengan aplikasi semacam iTunes. Kini dengan hadirnya iPod sebagai peranti musik portable canggih yang pernah diciptakan, terjadi perpaduan kenyamanan web dengan portabilitas dan fungsi sebagai sebuah platform yang benar-benar universal. Hal lain yang mendukung transformasi media sang Musik Digital adalah tindakan label-label besar yang meninggalkan sistem proteksi Musik Digital atau digital right management (DRM). Sampai tahun 2007 lalu, label-label besar masih tidak yakin penghapusan DRM akan mendongkrak penjualan album karena tanpa hal tersebut Musik Digital dengan bebas didisribusikan di antara konsumen yang berarti tak ada pemasukan untuk label.

Elemen Pendukung

      Ada beberapa situs yang menyediakan lagu yang dapat diunduh secara langsung (gratis) atau berbayar. Lagu yang ditawarkan berformat digital. Misalnya situs www.napster.com yang cukup digandrungi kala itu namun harus berakhir karena dianggap melanggar hak cipta. Ada pula Insound, Rhapsody, dan Apple iTunes Music Store, Lala.com, mdu04522.com dan lain sebagainya. Selain itu di Indonesia kini ada pula Toko Musik Digital secara online misalnya equionxdmd dan Import hingga Digital Beat Store.

Keunggulan

     Musik dalam format digital ini memiliki beberapa keunggulan dibanding musik dalam medium konvensional, yaitu :
  • format yang beragam dapat disesuaikan dengan teknologi yang digunakan
  • kualitas copy yang serupa dengan master memudahkan penggandaan dari pihak perusahaan rekaman tanpa menurunkan mutu
  • proses penjualan dengan pendekatan single atau satu lagu terbukti jauh lebih efektif dan efisien ketimbang medium konvensional seperti kaset atau CD

Kekurangan

     Dengan segala kelebihannya, Musik Digital memiliki beberapa kekurangan juga yaitu :
  • kemudahan perekaman dan penggandaan rekaman memacu terjadinya pembajakan yang tentu saja akan merugikan.
  • penyebaran Musik Digital di Internet tidak bisa sepenuhnya dikontrol oleh label sehingga mempengaruhi pemasukan untuk label.
  

Sejarah singkat perkembangan Musik Digital adalah sebagai berikut  :
      Piringan Hitam  diputar dengan Gramophone

     Awalnya, piringan hitam merupakan sebuah alat yang memiliki pena yang bergetar untuk menghasilkan bunyi dari sebuah disc. Ide ini berasal dari Charles Cros dari Perancis  pada tahun 1887. Namun sayangnya tidak pernah terwujud. Pada tahun yang sama, Thomas A. Edison menemukan Phonograph (pemutar piringan hitam) yang berfungsi untuk merekam suara yang kebanyakan digunakan untuk keperluan kantor. Nama Gramophone berasal dari Emilie Berliner yang pada tahun 1888 menemukan piringan hitam jenis baru dan mematenkannya di bawah label Berliner Gramaphone. Pada tahun 1918 masa pematenan berakhir, semua label pun berlomba-lomba untuk memproduksi piringan hitam. Pada masa itu, kebanyakan pemilik gramophone masih terbatas pada kalangan menengah atas saja.

Kaset diputar dengan tape, walkman

 

      Compact audio cassette diperkenalkan oleh Philips sebagai media penyimpanan audio di Eropa pada tahun 1963. Kemudian pada tahun 1965 mulai diproduksi secara massal. Pada tahun 1971, Advent Corporation memperkenalkan Model 201 tape deck yang mengkombinasikan Dolby Type B dan chromium dioxide (Cr02). Inilah cikal bakal music cassette player. Tahun 1980an muncul Walkman dari Sony sebagai media pemutar kaset portable. Pita kaset dapat merekam lagu dengan durasi hingga 1 jam di setiap sisinya. Kualitasnya cukup baik namun kerap kali terjadi penurunan kualitas suara yang dihasilkan ketika pita kaset mengalami gangguan, kotor atau rusak.

  

CD, VCD, DVD diputar dengan CD player, discman

 
      CD dibuat dalam usaha merampingkan media penyimpanan musik dengan memperbaiki kualitas suara yang dihasilkan. Pada November 1984, dua tahun setelah CD diproduksi secara massal, Sony mengeluarkan Discman sebagai media pemutar portable. Musik dalam format CD, VCD maupun DVD memiliki kualitas suara yang lebih baik tetapi tetap mengalami gangguan jika disc tersebut tergores, berdebu ataupun rusak.

 

 

 

Musik Digital diputar dengan MP3 Player, iPod

 


        Musik Digital menggunakan sinyal digital dalam proses reproduksi suaranya. Sebagai proses digitalisasi terhadap format rekaman musik analog, lagu atau musik digital mempunyai beraneka ragam format yang bergantung pada teknologi yang digunakan, yaitu :
  • MP3
       MP3 (MPEG, Audio Layer 3) menjadi format paling populer dalam musik digital. Hal ini dikarenakan ukuran filenya yang kecil dengan kualitas yang tidak kalah dengan CD audio. Format ini dikembangkan dan dipatenkan oleh Fraunhofer Institute. Dengan bitrate 128 kbps, file MP3 sudah berkualitas baik. Namun MP3 Pro-format penerus MP3-menawarkan kualitas yang sama dengan bitrate setengah dari MP3. MP3 Pro kompatibel dengan MP3. Pemutar MP3 dapat memainkan file MP3 Pro-namun kualitas suaranya tidak sebagus peranti yang mendukung MP3 Pro.
  • WAV
     WAV merupakan standar suara de-facto di Windows. Awalnya hasil ripping dari CD direkam dalam format ini sebelum dikonversi ke format lain. Namun sekarang tahap ini sering dilewati karena file dalam format ini biasanya tidak dikompresi dan karenanya berukuran besar.
  • AAC
     AAC adalah singkatan dari Advanced Audio Coding. Format ini merupakan bagian standar Motion Picture Experts Group (MPEG), sejak standar MPEG-2 diberlakukan pada tahun 1997. Sample rate yang ditawarkan sampai 96 KHz-dua kali MP3. Format ini digunakan Apple pada toko musik online-nya, iTunes. Kualitas musik dalam format ini cukup baik bahkan pada bitrate rendah. iPod, pemutar musik digital portabel dari Apple, adalah peranti terkemuka yang mendukung format ini.
  • WMA
      Format yang ditawarkan Microsoft, Windows Media Audio (WMA) ini disukai para vendor musik online karena dukungannya terhadap Digital Rights Management (DRM). DRM adalah fitur untuk mencegah pembajakan musik, hal yang sangat ditakuti oleh studio musik saat ini. Kelebihan WMA lainnya adalah kualitas musik yang lebih baik daripada MP3 maupun AAC. Format ini cukup populer dan didukung oleh peranti lunak dan peranti keras terbaru pada umumnya.
  • Ogg Vorbis
     Ogg Vorbis merupakan satu-satunya format file yang terbuka dan gratis. Format lain yang disebutkan di atas umumnya dipatenkan dan pengembang peranti lunak atau pembuat peranti keras harus membayar lisensi untuk produk yang dapat memainkan file dengan format terkait.
Dari segi kualitas, kelebihan Ogg Vorbis adalah kualitas yang tinggi pada bitrate rendah dibandingkan format lain. Peranti lunak populer, Winamp dan pelopor pemutar MP3 portabel Rio sudah mendukung format ini dalam model terbarunya. Walaupun demikian dukungan peranti keras terhadap format ini masih jarang.
  • Real Audio
     Salah satu format yang biasa ditemukan pada bitrate rendah. Format dari RealNetworks ini umumnya digunakan dalam layanan streaming audio. Pada bitrate 128 kbps ke atas RealAudio menggunakan standar AAC MPEG-4.
  • MIDI

     Format audio satu ini (yang biasanya berextention xxxx.mid) lebih cocok untuk suara yang dihasilkan oleh  synthesizer atau peranti elektronik lainnya, tetapi (biasanya) tidak cocok untuk hasil konversi dari suara analog karena tidak terlalu akurat (kecuali digunakan proses tambahan). File dengan format ini berukuran kecil dan sering digunakan dalam ponsel sebagai ringtone.


Software Pembuat Musik Digital

      Musik merupakan bahasa universal yang dapat di nikmati meskipun datang dari berbagai macam bahasa. Musik pun dapat dibuat oleh siapapun selama masih dapat bersiul, bertepuk tangan, dan mengeluarkan bunyi-bunyian dengan berbagai macam alat, mulai tradisional hingga yang modern.Dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat, dunia musik pun terus berevolusi mengikuti perkembangan era digital.
     Salah satu cara mengomposisi musik adalah memanfaatkan teknologi komputer atau lebih dikenal dengan tracking. Dala tacking, seorang komposer dapat menciptakan musik dengan bermodalkan komputer atau laptop.
     Dalam artikel kali ini, kami akan membahasa  aplikasi tracking yang tentunya bersifat alias gratis. Tentunya ditambahkan pula dengan berbagai macam aplikasi menarik lainnya.
Aplikasi-aplikasi multi track antara lain adalah:

 

KRISTAL

 

     Kristal adalah multi-track recorder yang baik untuk mengelola sequencer audio dan mixer. Software  ini di rancang sebagai sistem modular dengan aplikasi utamanya menggunakan mixing consule. Sementara, sequencer audio, input audio, dan sebagainya dimuat sebagai plugin terpisah. Kristal Audio Engine memiliki 16 track audio, 3-band parametric EQ, 2 VST insertslots per channel, 3 VST Master effect slots, dan fitur-fitur menarik lainnya. Aplikasi ini bisa anda unduh di  website resminya yang beralamat di http://www.kreatives.org/kristal/.



 

 

MODPlug Tracker

     MODPlug Tracker software untuk mengaransemen musik dengan PC. Aplikasi ini mempunyai semua fitur impulse tracker yang mumpuni secara teknis. Selain kemudahan dalam instalasi dan konfigurasi, MODPlug Tracker juga dapat mnyimpan MOD dalam format XM. MOD adalah file kontrol yang digunakan pada sound system PC. Aplikasi ini bisa anda unduh di website resminya yang beralamat di http://www.modplug.com/.



Psycle

     Dapatkan kemudahan dalam menciptakan musik anda sendiri dengan kualitas yang tentunya dapat di banggakan. Dengan tampilan interface klasik, ditambah dengan modul yang dapat memanipulasi suara, tentunya Psycle dapat dijadikan pilihan untuk mengaransemen musik. selain itu, terdapat pula fitur menarik lainnya, seperti Trek Editor, Audio Routing, Internal stereo, dan dukungan format MIDI. Aplikasi ini bisa anda unduh di website resminya yang beralamat di http://psycle.pastnotecut.org/portal.php.


      Tentunya berbagai jenis aplikasi di atas sangat  ringan penggunaannya serta ukuran file yang tidak terlalu besar. Seperti software sejenis yaki Nuendo, Sonar, Fruity Loops, dan Cubase dengan ukuran file installasi yang bisa mencapai 2GB. Anda tinggal memilih mana yang terbaik untuk anda.


Kesimpulan :


      Musik digital adalah malaikat penyelamat masa depan industri musik. Sebuah pernyataan yang menimbulkan banyak pertanyaan. Benarkah demikian? Satu dasawarsa kebelakang industri musik dunia diprediksi banyak kalangan akan menuju kehancuran bila tak cepat-cepat dicari jalan keluar. Penurunan drastis penjualan fisikal (kaset,CD) secara global menjadi indikator kehancuran. Namun secercah harapan datang ketika di saat bersamaan penjualan konten musik digital ternyata  melonjak.

     Kegemaran anak muda di seluruh dunia mengunduh musik digital baik secara legal maupun illegal ditambah perkembangan teknologi informasi yang kian canggih membuat industri musik konvensional tergopoh-gopoh.  Dampaknya sangat signifikan pada distribusi dan penjualan fisikal kaset dan CD.

     Sekarang, perusahaan rekaman besar banyak yang telah gulung tikar atau setidaknya merevitalisasi usahanya karena tidak bisa menyaingi pembelian dan distribusi musik lewat internet yang justru semakin menjadi pilihan. iTunes store punya Apple adalah contoh sukses penjualan musik digital. Konsumen pembeli CD menurun drastis, sementara pembeli format musik digital kian berlipat ganda jumlahnya. Tren ini juga diikuti melonjaknya penjualan beragam jenis mp3 player. Sejarah pun membuktikan bahwa manusia berpihak pada teknologi yang bisa membuat hidup manusia menjadi lebih mudah.
Sumber :





Tidak ada komentar :

Posting Komentar